PROFIL KOTA BOGOR

Erlina Komaruljannah (3615100086)
Perencanaan Wilayah dan Kota ITS

Suasana Kota Hujan
“Kota Jasa yang Nyaman dengan Masyarakat Madani dan Pemerintahan yang Amanah”


Bogor merupakan salah satu kota yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini terletak 54 km sebelah selatan Jakarta, dan wilayahnya berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor. Luasnya 21,56 km², dan jumlah penduduknya 1.030.720 jiwa (2013). Kota Bogor dikenal sebagai kota hujan karena memiliki curah hujan tahunan yang lebih tinggi dari daerah lain di Indonesia. Curah hujan rata-rata pertahun di Bogor adalah 3.500 hingga 4.000 milimeter. Hampir setiap hari turun hujan di kota ini dalam setahun (70%) sehingga dijuluki "Kota Hujan". Pada masa kolonial Belanda Bogor dikenal dengan nama Buitenzorg (berarti "tanpa kecemasan" atau "aman tenteram").
Bogor (berarti "enau") telah lama dikenal dijadikan pusat pendidikan dan penelitian pertanian nasional. Di sinilah berbagai lembaga dan balai-balai penelitian pertanian dan biologi berdiri sejak abad ke-19. Institut Pertanian Bogor, berdiri sejak awal abad ke-20. Hari jadi Kabupaten Bogor dan Kota Bogor diperingati setiap tanggal 3 Juni, karena tanggal 3 Juni 1482 merupakan hari penobatan Prabu Siliwangi sebagai raja dari Kerajaan Pajajaran
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menetapkan Kota Bogor sebagai salah satu Kota penyangga kota Jakarta. Hal ini disebabkan karena terlalu padatnya kota Jakarta untuk menampung semua aktivitas pemerintahan, perdagangan, dan industri. Ada beberapa hal yang menarik dari Kota Bogor, kota ini ini memiliki sistem government yang cukup baik didukung dengan penggunaan webGIS yang mudah digunakan. Berikut ini adalah rincian Profil Kota Bogor. Dan pada Tahun 2016 Kota Bogor menjadi pemenang "We Love Cities and The Most Lovable City in The World" oleh WWF (World Wide Fund for Nature)

a.         Gambaran Konstelasi Wilayah


Peta Administrasi Kota Bogor
sumber: simata.kotabogor.go.id
Kondisi Fisik
Kota Bogor terletak antara 106° 48' BT dan 6° 26' LS, dengan ketinggian 190 sampai 330m dari permukaan laut. Udaranya relatif sejuk dengan suhu udara rata-rata setiap bulannya adalah 26°C dan kelembaban udaranya kurang lebih 70%. Suhu rata-rata terendah di Bogor adalah 21,8°C, paling sering terjadi pada Bulan Desember dan Januari. Arah mata angin dipengaruhi oleh angin muson. Bulan Mei sampai Maret dipengaruhi angin muson barat.
Kemiringan Kota Bogor berkisar antara 0–15% dan sebagian kecil daerahnya mempunyai kemiringan antara 15–30%. Jenis tanah hampir di seluruh wilayah adalah latosol coklat kemerahan dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm dan tekstur tanah yang halus serta bersifat agak peka terhadap erosi. Bogor terletak pada kaki Gunung Salak dan Gunung Gede sehingga sangat kaya akan hujan orografi. Angin laut dari Laut Jawa yang membawa banyak uap air masuk ke pedalaman dan naik secara mendadak di wilayah Bogor sehingga uap air langsung terkondensasi dan menjadi hujan. Keunikan iklim lokal ini dimanfaatkan oleh para perencana kolonial Belanda dengan menjadikan Bogor sebagai pusat penelitian botani dan pertanian, yang diteruskan hingga sekarang.
Batas Wilayah Kota Bogor
Utara  : Kecamatan Sukaraja, Kecamatan Bojong Gede dan Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor
Selatan: Kecamatan Cijeruk dan Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor
Timur  : Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor
Barat   : Kecamatan Kemang dan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor
Administrasi
Secara administartif Kota Bogor terdiri dari 6 wilayah kecamatan, 31 kelurahan dan 37 desa, 210 dusun, 623 RW, 2712 RT.
Luas Kecamatan :
Kecamatan Bogor Utara              : 1.772 ha
Kecamatan Bogor Selatan           : 3.081 ha
Kecamatan Bogor Tengah           : 813 ha
Kecamatan Bogor Barat              : 3.285 ha
Kecamatan Bogor Timur             : 1.015 ha
Kecamatan Tanah Sareal             : 1.884 ha

b.         Fungsi Utama dan Pendukung
Peran dan fungsi Kota Bogor dipengaruhi oleh potensi dan kemampuan tumbuh dan berkembangnya Jakarta sebagai ruang tempat kehidupan dan penghidupan warga kota dan sekitarnya serta arahan kebijakan penataan ruang regional seperti RTRWN, RTRWP Jawa Barat, Perpres Jabodetabekpunjur dan RTRW Kabupaten Bogor sebagai wilayah tetangga.
Berdasarkan tipologi (besarkan dan fungsi utama) kota di Indonesia tahun 2015, besaran Kota Bogor adalah kota besar dengan fungsi kota sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), yang didominasi kegiatan industri, permukiman, perdagangan, dan jasa. Dalam hal ini, PWK Kota Bogor mencakup Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, dan Kota Sukabumi. Dampak dari PKW menimbulkan interaksi antara Kota Bogor dengan kota disekitarnya. Dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:
  • Ke arah Jakarta, Tangerang, Depok, dan Bekasi. Karena didukung dengan aksesibilitas yang baik dan lengkap (jalan tol, jaringan rel kereta api, dan jalan raya utama), interaksi yang terjadi antara lain, arus distribusi barang dan jasa dan arus kegiatan perdagangan. Selain itu, terjadi arus pergerakan manusia yang masuk dan keluar Kota Bogor yang besar tiap harinya.
  • Ke arah Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bogor, dan Kota Sukabumi. Karena didiukung dengan aksesibilitas yang kurang baik dan kurang lengkap (jaringan rel kerta api dan jalan raya utama), interaksi yang terjadi adalah arus ditribusi barang dan jasa (komoditi utama pertanian) dan arus kegiatan yang lain. Selain itu, terjadi arus pergerakan manusia yang migrasi ke Kota Bogor yang besar tiap harinya.
Kota Bogor dalam konteks regional memiliki fungsi sebagai kota penyangga DKI Jakarta yang merupakan ibukota negara. Hal ini dikarenakan posisi Kota Bogor yang sangat dekat dengan Kota Jakarta, jaraknya sebesar 59 km. Sehingga,  secara langsung maupun tak langsung, Kota Bogor terkena dampak perkembangan ibukota yang sangat pesat sehingga juga mempengaruhi perkembangan Kota Bogor.
Sebagai KSN, kawasan Kota Bogor yang merupakan bagian dari Jabodetabekpunjur mempunyai peran sebagai pusat pengembangan kegiatan perekonomian wilayah dan nasional sekaligus sebagai kawasan konservasi air dan tanah serta keanekaragaman hayati yang dapat menjamin tingkat kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakatnya. Secara geopolitik, kawasan Jabodetabekpunjur merupakan potret dari sistem negara. Keberhasilan pengelolaan pembangunan di Jabodetabekpunjur merupakan cerminan keberhasilan pembangunan di Indonesia. Dengan demikian, kawasan Jabodetabekpunjur perlu dikelola dengan baik, karena kedua fungsi utama yang sering didikotomikan, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi lingkungan berada pada kawasan ini.
Dengan mempertimbangkan perkembangan kota-kota di wilayah Jabodetabekpunjur dan potensi pengembangan internal Kota Bogor kedepan yang akan menjadi kekhasan dan keunggulan kompetitif maka fungsi unggulan Kota Bogor diarahkan pada :
1. Jasa, pengembangan diarahkan kepada kegiatan jasa pendidikan, penelitian, akomodasi, konvensi, kesehatan. Jasa tersebut baik untuk melayani kebutuhan penduduk Kota Bogor maupun untuk penduduk sekitarnya dalam kapasitasnya sebagai bagian dari PKN.
2. Pariwisata, pengembangan kegiatan wisata diarahkan kepada wisata kuliner, belanja, budaya, iptek, rekreasi dan hiburan.
3. Perdagangan, fokus pengembangan diarahkan kepada pengembangan sentra agribisnis, otomotif, elektronik untuk melayani penduduk internal maupun eksternal Kota Bogor.
4. Perumahan, jenis kegiatan perumahan yang dikembangkan di Kota Bogor adalah jenis perumahan dengan KDB rendah.

c.      Rona Kondisi Eksisting
  • Penggunaan Lahan
Peta Penggunaan Lahan Kota Bogor
       Dari segi pola penggunaan lahan, dengan luas wilayah Kota Bogor 11.696,05 ha. Kawasan tersebut dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu kawasan terbangun dan kawasan tidak terbangun. secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut. 
-      Kawasan terbangun yang mencakup kawasan perumahan, permukiman, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas peribadatan, fasilitas olahraga, fasilitas umum, industri, komplek militer, kantor pemerintahan, jasa, perdagangan campuran. Luas kawasan terbangun adalah 5.340,40 ha. Luas kawasan permukiman dan perumahan adalah 4.617,26 ha atau sekitar 39,47%, fasilitas sosial dan fasilitas lainnya menempati luas 250,25 ha atau 2,14%. Kawasan indutri, jasa, dan perdagangan campuran menempati luas 362,35 ha atau sekitar 3,10%. kompleks militer dan kantor pemerintahan menempati luas 110,54 ha atau 0,95 %.            
 -     Kawasan tidak terbangun yang mencakup hutan kota, kebun, ladang, sawah, semak, taman, tanah kosong, TPU, kolam, situ, dan sungai. Luas kawasan tidak terbangun ini adalah 6.355,65 ha. Kawasan tidak terbangun yang merupakan kawasan hijau yang mencakup hutan kota, kebun, ladang, sawah, semak, taman menempati luas 5.111,31 ha atau 45,12%. Sedangkan untuk kawasan tidak terbangun yang berbentuk kawasan biru yang mencakup kolam, situ dan sungai menempati luas 235,32 ha atau 2,01%. Sedangkan sisanya adalah tempat pemakaman umum yang menempati luas 141,76 ha atau 1,21% dan tanah kosong seluas 867,27 ha atau 7,42%
  • Kependudukan
Perkembangan Penduduk
Berdasarkan data BPS Kota Bogor, rata-rata pertambahan penduduk di masing-masing kecamatan adalah pada tahun 2015. Penduduk Kota Bogor pada tahun 2014 terdapat sebanyak 1.030.720 jiwa, yang terdiri atas 523.479 laki-laki dan 507.241 perempuan. Dibandingkan dengan tahun 2013, jumlah penduduk Kota Bogor pada tahun 2014 bertambah sebanyak 17.701 jiwa, atau meningkat sebesar 1,75%. Dengan luas wilayah 118,50 km2, kepadatan penduduk di Kota Bogor pada tahun 2014 mencapai 8.698 jiwa/km2.
  • Ekonomi

Realisasi Investasi
Kota Bogor memposisikan sektor perdagangan menjadi salah satu sektor ekonomi yang menunjang pendapatan wilayah. Secara umum perkembangan ekonomi Kota Bogor dapat dilihat dari laju pertumbuhan PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan. Apabila dilihat pada grafik diatas, didapatkan point tertinggi pada pedagang kecil terus bertambah dari tahun ke tahun. Salah satu indikator ekonomi yang penting untuk menggambarkan kemakmuran masyarakat secara makro adalah bila dilhat perkapita penduduk, semakin tinggi nilainya semakin baik kesejahteraan di suatu wilayah yang bersangkutan.

Nilai PDRB Kota Bogor


   Besaran nilai PDRB atas dasar harga secara konstan naik dari tahun ke tahun sekitar Rp 2.000.000,00. Laju pertumbuhan Kota Bogor tahun 2013 adalah sebesar 5,68%. Struktur ekonomi di Kota Bogor tahun 2013 masih tetap di dominasi oleh sektor perdagangan, hotel, dan restaoran dengan kontribusi sebesar 35,76%, diikuti oleh sektor industri pengolahan sebesar 27,48%. Sedangkan, sektor pertanian merupakan kontributor terendah dengan sumbangan sebesar 0,17%.
  •  Sosial dan Budaya
Kebudayaan Kota Bogor
Kota Bogor merupakan salah satu kawasan di Tatar Sunda yang kaya akan sumber daya arkeologis dari berbagai periode budaya. Peninggalan-peninggalan tersebut antara lain berasaldari masa prasejarah hingga ke periode-periode budaya berikutnya, seperti masa klasik, masa Islam, serta dari masa pengaruh Eropa. Untuk perrkembangannya masyarakat, Kota Bogor memiliki dinamika kehidupan yang sangat beragam. Namun, secara umum dapatlah dilihat dua corak utama, yaitu masyarakat asli Kota Bogor (masyarakat tradisional) yang masih mempertahankan kebudayaan Sunda dan masyarakat kota yang mulai mengembangkan budaya perkotaan, namun masih mendapat pengaruh budaya Sunda akibat intensnya interaksi antar masyarakat.
  • Pariwisata

Wisata Kebun Raya Bogor
     Pariwisata memiliki daya tarik dan penunjang tersendiri sebagai Identitas Kota. Salah satunya, Kebun Raya Bogor yang merupakan kebun raya paling tua di Asia,dan telah dikembangkan sejak zama Kerajaan Sunda Kelapa. Disini, banyak sekali ragam flora dan fauna yang bisa diamati. Selain itu bogor memiliki banyak tempat wisata berupa museum dan taman yang menunjang nilai edukasi, wisata hiburan, wisata kuliner, dan wisata belanja.


       d.     Sarana dan Prasarana (Infrastruktur)


Keadaan Jalan di Bogor
    Fasilitas pendidikan yang ada di Kota Bogor pada Tahun 2012 terdiri atas SD 288 unit, SMP 113 unit, dan SMA 47 unit dan SMK 74 unit. Pemenuhan kapasitas bagi setiap fasilitas diukur dari banyaknya anak usia sekolah yang harus ditampung.
    Fasilitas Kesehatan yang ada di Kota Bogor pada Tahun 2012 terdiri atas 12 Rumah Sakit, 24 unit Puskesmas, 117 balai pengobatan, 1703 unit Praktik Dokter, 119 unit Apotek, dan 24 unit Laboraturium Kesehatan.
  Fasilitas Peribadatan yang ada di Kota Bogor pada Tahun 2012 terdiri atas 751 Masjid, 610 Musholla, 64 Gereja Protestan, 8 Gereja Katolik, 3 Pura, 9 Vihara.
   Fasilitas Olahraga yang ada di Kota Bogor pada Tahun 2012 terdiri atas 35 Gedung Olahraga dan 607 Lapangan Olahraga.
  Fasilitas Pemadam Kebakaran yang ada di Kota Bogor pada Tahun 2012 terdiri atas 3 Pos Pemadaman yang berada di Bogor Timur, Utara dan Barat, 16 unit Mobil Pemadam Kebakaran, 86 Petugas Pemadam Kebakaran
   Untuk fasilitas dan utilitas di Kota Bogor dapat dikatakan sudah lengkap dan cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat meski ada beberapa kekurangan seperti pada sarana transportasi dan prasarana drainase. Adapun Infrastruktur penunjang di Kota Bogor adalah
            1. Tol Bogor Ringroad
            2. Kawasan Terpadu Tulak
            3. Rumah Susun Sewa (Menteng Bogor Barat)
            4. Sebanyak 2 Terminal (Penduduk dan Pengangkutan Barang)

         5. Sarana Jalan Negara, Jalan Provinsi, dan Jalan Kota. Untuk jaringan jalan, hampir semua jalan di wilayah Kota Bogor sudah diaspal. Hingga tahun 2014, panjang jalan yang sudah diaspal mencapai 90,69%. Namun, jalan beton hanya sekitar 2,10% dan sisanya masih kerikil dan tanah. Jalan dengan kondisi baik mencapai 47,40%, kondisi sedang mencapai 40,79% dan sisanya 11,81% dalam kondisi rusak ringan hingga berat. Jalan di Kota Bogor memiliki panjang 621.151 km, dengan mayoritas keadaan jalan cukup baik.


       e.     Gambaran Potensi dan Masalah
    Berdasarkan RTRW Kota Bogor Tahun 2011-2031 dan beberapa sumber literatur, beberapa gambaran potensi dan masalah yang terjadi adalah.
1. Masalah Prospek Pengembangan Struktur Wilayah  
Terjadinya pengelompokan atau pemusatan fasilitas pada daerah tengah sehingga timbul disparitas pembangunan. Bogor pada dasarnya merupakan kota yang berkembang cepat dan hanya menyediakan sedikit ruang untuk perkembangannya. Sangat tidak memungkinkan untuk membangun lebih lanjut tempat tinggal berupa perumahan yang akan menghabiskan lahan tanpa bersaing dengan pembangunan ekonomi yang sama-sama berkembang pesat.
2. Masalah Jaringan Prasarana Transportasi 
Kemacetan yang berasa di beberapa titik simpul transportasi karena merupakan jalan utama dan kepadatan pemusatan fasilitas. Pada umumnya terjadi di sekitar pasar atau kawasan pertokoan dengan penataan sirkulasi keluar dan masuknya kendaraan yang bersinggungan langsung dengan kendaraan yang memiliki intensitas sangat tinggi.
3. Masalah Daerah Rawan Bencana
Rawan bencana yang terdapat di Kota Bogor adalah rawan bencana longsor dan rawan bencana banjir. Terdapat beberapa kawasan yang berpotensi mengalami bencana tersebut seperti: daerah yang sering longsor umumnya di sekitar tebing sungai, sedangkan daerah yang rawan banjir hanya merupakan titik genangan yang tersebar pada setiap kecamatan. Untuk kawasan rawan kebakaran terutama di kawasan permukiman padat, di mana jarak antar rumah berdempetan dengan akses jaringan jalan yang minim.

       f.     Potensi yang dapat dikembangkan

1. Pengembangan Pariwisata

Bogor memiliki tempat wisata yang bermacam-macam, dengan aksesbilitas bogor dengan ibukota yang dekat tentunya menjadi point plus dalam pengembangan, salah satu pintu masuk utama wisatawan internasional, merupakan salah satu peluang untuk pengembangan pariwisata.      

2. Pengembangan Sektor Ekonomi
Kecamatan dengan potensi pertanian terbesar adalah Kecamatan Bogor Selatan, kecamatan dengan potensi industri terbesar adalah Kecamatan Bogor Utara, kecamatan dengan potensi perdagangan, hotel, dan restoran serta kepadatan penduduk dan potensi perdagangan terbesar adalah Kecamatan Bogor Tengah. Kecamatan Bogor Tengah merupakan kecamatan dengan fungsi pelayanan karena dapat memenuhi ketiga fungsi pelayanan wilayah yaitu fungsi permukiman yang ditunjukkan dengan kepadatan tertinggi, fungsi perekonomian yang ditunjukkan dengan potensi perdagangan, hotel dan restoran yang tertinggi dan fungsi pelayanan yang ditunjukkan dengan ketersediaan fasilitas umum terlengkap. Didapatkan bahawasannya, kecamatan yang berpotensi untuk dikembangkan adalah Kecamatan Tanah Sareal, karena selain wilayahnya luas, berdasarkan peringkat potensi yang dimiliki hampir semuanya menduduki peringkat menengah ke atas. 

SUMBER

  • BAPPEDA, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2011-2031. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bogor. Kota Bogor.
  • http://www.kotabogor.go.id Diakses pada 28 Maret 2017
  • http://sanitasi.kotabogor.go.id Diakses pada 28 Maret 2017
  • http://simata.kotabogor.go.id Diakses pada 28 Maret 2017

Komentar

Postingan Populer